Sebagai pengguna Twitter sejak SMP dan berganti akun 2 kali, aku rasa, Twitter menjadi salah satu saksi sejarah yang mungkin dalam beberapa dekade ke depan — kalo belum bangkrut — akan kubaca lagi sambil senyum-senyum mengingat betapa random perkembanganku sebagai manusia. — Ada suatu masa di mana aku masih sering kenalan dengan orang dari Twitter, sepik-sepikan di Twitter, sampai patah hati di Twitter. Masa kuliahku tidak kalah nanggung. Ada waktu di mana aku jadi mahasiswa super idealis, mahasiswa yang jarang kuliah, sampai mahasiswa yang merangkap fulltimer yang lebih sering ngantor daripada ngampus.