PMM Lyfe #2: Belajar Digital Marketing Harus Gratis

Di tulisan ini, kamu akan menemukan cara belajar yang tidak perlu bayar.

Ervina Lutfi
6 min readOct 16, 2020

Di PMM Lyfe #1, saya sudah sedikit menyinggung prinsip bahwa belajar digital marketing itu pada dasarnya adalah soal menguasai tools. Kalau kamu sudah memahami toolsnya, insyallah 50% kepegang. Sisanya improve sendiri dengan cara:

  1. Bantu-bantu project temen/saudara/dosen/siapapun yang membutuhkan
  2. Internship di tempat yang kamu berkesempatan belajar langsung dan mentoring dengan orang yang kamu anggap keren/jago/kayaknya gewd aja
  3. Kerja beneran

Dengan begini, mungkin kamu nggak perlu bayar mahal untuk ikut course atau kelas-kelas yang jujur kadang menurutku rada nggak guna. Kenapa saya yakin? Karena selama ini, saya hampir nggak pernah ngeluarin biaya untuk cuma belajar. Ya kecuali waktu intern memang [bapak] saya harus modal sih, karena saya harus tinggal di Jakarta, harus cabut kuliah padahal udah bayar.

Lah biaya kost dan lain-lain? Well, untungnya waktu itu saya intern digaji dan kalo perusahaan itu beneran dan ‘bener’ ya, at least lo bakal dapat uang jajan kok. Rate internship di Jakarta untuk digital marketing berkisar antara 1–3 juta Rupiah di tahun 2015–2016. Ini artinya bisa lebih, tapi kayaknya nggak kurang sih. Sejuta tuh udah kek minimum rate banget untuk intern digital marketing. Pendapatan lain lagi bisa didapat dengan ngebantu project orang. Yang nulis lah, yang translate lah, yang riset web, data entry, anything.

Ya tapi itu artinya lo udah punya skillnya..

Hmm mungkin, tapi keknya enggak deh.

Jumping pertama saya ke dunia digital marketing dimulai dari suka menulis dan suka main medsos. Jaman dulu, ngetwit itu kayak seni. Karena dalam karakter yang sangat pendek, lo harus bisa menyampaikan ide.

Hal kedua adalah menulis. Yes, I’m a blogger. Saya orang yang cukup buruk berkomunikasi lisan, jadi dalam menyampaikan ide, saya lebih senang menulis. Dua hal inilah yang menjadi pintu masuk untuk kemudian ‘diajak bantu-bantu’ project teman.

Is that enough for you to start an internship?

Well, to be very honest, yes. Saya masih ingat ketika interview dengan Ryan Haryadi yang menanyakan apakah saya bisa Excel apa enggak, lalu dengan polos saya jawab, “Bisa sih, meski saya nggak hafal rumus-rumusnya. Tapi saya bisa googling sih kalau nggak tahu.”

Sepolos itu. Tapi saya nggak menyarankan kalian seperti itu ya. Part itu biar saya aja yang cukup selo ngelaluinnya, kalian mungkin bisa langsung jump ke proses belajar tools yang sejak kemarin saya bilang.

Google Skillshop

Tools pertama kalian harus kenal dalam digital marketing adalah Google Marketing Platform. Ini berarti seperangkat tools yang terdiri atas Google Ads, Google Analytics, Google Tag Manager, Google Search Console, dll. alias banyak banget!

Kalau kalian pernah tau Digital Garage atau Ads Academy, nah Skillshop ini adalah versi lebih lengkap dari semua platform belajar di Google. Seperti namanya, ini adalah tempatnya kalian upgrading skill, bahkan dari yang minus sekalipun. Kuncinya cuma 1: bisa bahasa Inggris.

Kalau kalian bingung dengan apa dulu yang harus dipelajari, kalian bisa mulai dengan:

  1. Google Ads Search. Kenapa? Karena ini paling practical, dan paling bisa digunakan dengan cepet. Google Ads basically adalah sebuah platform di mana marketer mengelola iklan berbasis search engine — and this is the most favorite channels ever. Kenapa? Karena orang udah nyari, artinya dia punya intensi untuk minimal tahu, atau untuk beli, atau untuk riset, atau untuk lainnya.
  2. Google Ads Display & Google Ads Video. Kenapa? Ya ini pasangannya Ads Search sih. Pernah nonton YouTube terus dapat iklan di tengah video? Atau habis browsing e-commerce terus buka apapun jadi isinya produk tersebut? Nah, ini adalah versi lebih lanjut dari proses inbound, di mana audiens dikejar terus oleh produk — yang telah dicarinya. Jadi misalnya pas dia kena Ads Search dia belum sampai purchase, dia akan ditargetin terus untuk produk yang tadinya dia cari. Ini juga paling practical.
  3. Google Ads App. Kalau yang ini populer dan praktikal karena semua orang lagi bikin aplikasi. Dari yang penting sampai yang nggak penting banget. Kalau produknya udah ada banyak banget, what’s next? Ya dijual lah. Jadi demand untuk orang yang bisa menjual ‘aplikasi mobile’ ini juga banyak.
  4. Google Analytics. Kenapa ini penting? Karena ini alat ukur yang bisa bantu kamu ngerti sebenarnya kerjaanmu udah seefektif apa. Tanpa tahu metrics yang harus diukur, kamu akan blank.

Keempat skillsets itu bisa dipelajari secara GRATIS beb. Kamu tinggal daftar aja pakai account Google, lalu ikutin aja coursenya. Ulang-ulangin sampai paham dan ngerti apa yang diajarin. Kalau kamu udah ngerti dan yakin banget paham, coba validasi pemahamanmu dengan ambil sertifikasi.

Dibilang sertifikat itu ‘penting banget’ juga nggak. Tapi kalau lo ada sertifikasi ini, sebagai rekruter/calon user, in case nanti kamu ngelamar kerja, saya yakin lebih promising. Ya meski misal kamu belum punya banyak experience atau bahkan nggak punya experience sama sekali. Tapi dengan paham basic tools, minimal 50% kepegang lah.

Manfaat lain adalah lo bisa pakai buat flexing di LinkedIn. WKWK. Oiya, sertifikasi ini harus diperbarui terus-menerus karena ada masa berlakunya. Biasanya karena memang perubahan di sisi toolsnya itu cepet banget, jadi kalian harus terus-menerus upgrade meski posisinya udah ‘certified’ gitu.

Facebook Blueprint

Nah, jika basic SEM bisa dipelajari di Google Skillshop, Facebook Blueprint adalah platform yang disediakan Facebook untuk kalian bisa belajar dan menguasai Facebook Ads Platform.

Kalau kalian bener-bener se-nggak-tau-itu Facebook Ads, santai aja, di sini course didevelop dari bener-bener basic. Kalian bisa mulai dari pengenalan Facebook Ads, cara membuat page, cara membuat ads, mengenali jenis-jenis ads, dll.

Facebook Blueprint sebenarnya juga menyediakan sertifikasi, cuma setau saya dia bayar. So it stopped me from getting certified. WKWK. Tapi ya nggak papa, coba aja nanti kalau udah kerja propose ke kantor untuk dibayarin. Kantor yang baik sih biasanya ngesupport karyawannya ngedevelop diri ya. Dengan catatan abis itu nggak resign aja~

HubSpot Academy

Ok, basic mengenai performance menurut saya udah dapat di sekitar 50% kalau kalian udah selesai dengan minimal 5 courses di atas. Next, adalah skillset di sisi inbound marketing.

Kalau saya merekomendasikan tools untuk inbound, satu yang paling populer adalah HubSpot. Kenapa? Karena di sana tersedia semua, dari mulai email marketing, CRM, pop-up dan berbagai automation yang membantu proses inbound marketing kalian.

Tapi kan nggak semua company pakai HubSpot?

Betul. Tapi, bisa dikatakan dia itu kayak ‘benchmark’ dari tools marketing yang paling banyak dipakai. Ibaratnya kalau lo udah menguasai benchmarknya, paham konsepnya, tools apapun tinggal adaptasi dikit-dikit.

Di HubSpot Academy, ada banyaaak sekali course yang bisa membantu kalian buat paham basic-basic dari inbound. Dari mulai email marketing, lead engagement, sampai dengan sales enablement, semua ada di sini. Kalian bisa filter dari level beginner dulu, untuk nanti ke intermedia, lalu advanced.

Kalau kalian bingung dengan course apa dulu yang perlu diambil, berikut beberapa pilihannya:

  1. Content Strategy Course. Kenapa? Karena ini tulang punggung dari inbound. Tanpa strategi konten, inbound nggak akan jalan.
  2. Lead Management. Kenapa? Karena ini basis dari inbound setelah konten. Konon katanya, inbound adalah perpaduan dari content dan context yang diberikan pada contact (lead) yang tepat. Jadi sebelum memulai inbound marketing, kamu harus paham dasar-dasar lead management seperti apa.
  3. Email Marketing. Kenapa? Ya karena ini paling populer dipakai untuk proses nurturing. Jadi kalau content amunisinya, lead adalah targetnya, mana email marketing adalah senjatanya.
  4. SEO Training Course.
  5. Website Optimization.

Kalau kalian pecinta sertifikat, di sini juga nyediain sertifikasi kok di beberapa coursenya. Bayar? Nggak. Gratis semuanya.

Serial PMM Lyfe akan berlanjut di part #3 dan sambil menunggu part tersebut rilis, kalian yang ingin belajar digital marketing bisa mulai dengan mencoba beberapa pilihan dari course di atas. Jika kalian menemui kesulitan dan ingin berdiskusi, feel free to contact me at lutfiervina@gmail.com :)

--

--

Ervina Lutfi

In this writing, I delve into my inner thoughts and reflections.